Rangkuman


Kajian Bada Subuh MRKR

Kitab Hadist Arba'in Nawawiyyah ke-9

Tema : "Jalankan Semampunya"

Oleh : Ustadz Afdholi Rahman MA

Sabtu, 05 Juni 2021 / 23 Syawal 1442H


بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــمِ


أَشْهَدُ اَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّابَعْدُ



Alhamdulillahirobbil Aalamiin, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,  atas nikmat hidup yang telah diberikan Allah kepada kita. Kelak semua kenikmatan-kenikmatan hidup yang Allah berikan kepada kita, akan dimintai pertanggungjawaban (dihisab).


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ثُمَّ لَـتُسْئَـلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ


*"kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)."*

(QS. At-Takasur 102: Ayat 8)


*Hadits Arbain #09: Jalankan Semampunya*


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ


*Hadits Kesembilan*

Dari Abu Hurairah ‘Abdurrahman bin Shakr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Apa saja yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah nabi-nabi mereka.”

 (HR. Bukhari, no. 7288 dan Muslim, no. 1337)

 

Hadist yang ke 9 ini, memberikan pesan kepada kita bahwa apa yang dilarang ke Rasulullah harus kita tinggalkan dan apa saja yang diperintahkan oleh Rasulullah harus kita kerjakan. 


*Hukum Islam ada 2 yaitu :*

1. Al Manhurot 

( Perintah-perintah Allah)

2. Al Manhiyat 

( Larangan-larangan Allah)


Ketika seseorang menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi larangannya itulah yang disebut *Taqwa*


Setiap apa-apa yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah akan mendatangkan kebaikan-kebaikan buat kita, begitupun apa-apa yang dilarang akan merugikan buat kita. Makan jalan kan saja apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Maka kita sebagai manusia Sa'Mina Wa'atona


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَا كَا نَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۤ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا


*"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata."*

(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 36)


*Dalam beragama narasumbernya ada 2 yaitu :*


1. Kitabullah Al-Quran

2. As sunnah


*Rasulullah SAW juga pernah berwasiat kepada umatnya tentang pentingnya menjadikan Alquran dan sunah sebagai pedoman hidup. “Aku tinggalkan kepada kamu (umatku) dua perkara. Jika kamu berpegang teguh kepada keduanya maka niscaya kamu tidak akan tersesat untuk selama-selamanya. (Dua perkara itu adalah) Alquran dan sunah,”*

(HR Muslim).


Lakukanlah perintah-perintah Allah sesuai dengan kemampuan, jangan terlalu over (berlebihan).


Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,


أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ


*”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”*


*Sebaik-sebaiknya beribadah /amal adalah Istiqomah walaupun sedikit.*


*Ibadah yang baik itu tidak over dan seimbang. Yaitu seimbang antara dunia dan Akhirat.*


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ


*"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."*

(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)


الاستقامة خير من الف كرامة “


*Al Istiqomatu Khoirun Min Alfi Karomah” Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah*

 

Istiqomah dalam satu amalan itu lebih baik daripada seribu karomahnya wali-wali.


Wali itu mempunyai Karomah yaitu *keistimewaan*.

Kalau kita mau menjadi wali-walinya Allah yaitu *Istiqomah*

Istiqomah dalam beribadah.


Ramadhan boleh meninggalkan kita, tapi kita tidak boleh meninggalkan Semangat Ramadhan.


Sesuatu yang disyariatkan oleh Allah bukan untuk  dipertanyakan atau diperdebatkan. Kewajiban kita yaitu apa

yang diperintahkan oleh Allah kita kerjakan dan Apa dilarang oleh Allah kita tinggalkan.

Kewajiban kita adalah menjalani saja perintah dan syariat-syariat dari Allah, karena apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah pasti punya unsur kebenaran dan kebaikan. 

Yang bicara bukan Akal tapi yang bicara adalah keimanan kita.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ  ۛ  فِيْهِ  ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ 


*"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"*

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)


Cerita tentang surah turunnya Al Baqarah. 

Kalau sudah ada perintah dari Allah jalani saja. Karena pastinya akan mendatangkan kebaikan.


*Hadits Arbain #10: Halal Berpengaruh pada Doa Kita*


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.رَوَاهُ مُسْلِمٌ.


*Hadits Kesepuluh*

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. 


Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’

 (QS. Al-Mu’minun: 51). 

  

Kalau kita mau beramal, harus beramal dengan kebaikan dan kesucian.


*Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’* (QS. Al-Baqarah: 172).


Allah itu menerima sesuatu yang suci. 

Memakan rezeki dari yang halal dan Thoyyib.


*Kebaikan itu berbanding lurus kebahagiaan, dan dosa atau keburukan berbanding lurus kesengsaraan.*

Kalau ingin bahagia dalam hidup banyaklah berbuat kebaikan.


Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” 

(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 1015]


Salah satu yang menghambat doa-doa kita adalah kalau perut kita diisi dengan makanan yang tidak halal. 

Suatu Musibah dalam suatu Rumah tangga apabila seorang suami membawa Uang Haram kedalam rumah tangganya. Sama seperti membawa Bara Api dalam rumah tangganya



*Hadits Arbain #11: Tinggalkanlah yang Meragukanmu*


Dalam syariat kita, yang ragu-ragu itu ditinggalkan, diperintahkan bagi kita untuk mengambil yang yakin. 

 

الحَدِيْثُ الحَادِي عَشَرَ

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ.

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ، وَقاَلَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.


*Hadits Kesebelas*

Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku hafal (sebuah hadits) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, *"Tinggalkanlah yang meragukanmu lalu ambillah yang tidak meragukanmu."*

 (HR. Tirmidzi, no. 2518; An-Nasa’i, no. 5714. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)


*Hadist ke 11 ini adalah kita diperintahkan Nabi meninggalkan sesuatu yang meragukan*.


Apabila sesuatu itu membuat kita tidak tenang atau gelisah solusinya adalah Sholat Istikhorah untuk memohon petunjuk. 

Karena Allah menganugrahkan kepada manusia  insting atau intuisi kalau sesuatu itu tidak baik biasanya  membuat kita tidak tenang. 


Maka sebaiknya kita mengerjakan Sholat Istikhorah untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT.


*Dzikir itu ada 4 yaitu :*


1. Dzikir dengan lisan

2. Dzikir denga Tafakkur

3. Dzikir dengan Amal

4. Dzikir dengan Qolbi / Hati


Wallahu A'lam bishowab

Last modified: Saturday, 14 August 2021, 4:08 PM